Pagi ini tidak
terasa seperti hari-hari pagi cerah sebelumnya. Perasaan indah menyambut pagi
hari yang menyapa hari ini sungguh berbeda. Bahkan kedua orang itu hanya bisa
menghela napas mereka menyambut kenyataan. Hari ini bukanlah hari sekolah.
Namun, mereka harus bangun jam lima pagi. Pagi-pagi sekali, mereka harus
menggantungkan tas mereka dan pergi meninggalkan rumah bersama Ayah dan Bunda
mereka.
Kedua
orang itu merupakan anak remaja yang umurnya terpaut cukup jauh. Ellose
Karayne, anak sulung yang sering dipanggil Elang itu sebenarnya tak resah
menerima keputusan ini. Namun, terasa kekhawatiran yang cukup dalam terhadap
Chase Karayne, adiknya yang berada di dekatnya sekarang. Laki-laki remaja yang
dipanggil Cakka itu diam saja sejak mengetahui kabar yang harus ia terima.
Ketika
itu, Cakka hanya bisa menatap halaman rumahnya yang begitu asri itu untuk yang
terakhir kalinya. Secara tiba-tiba pikirannya menggambarkan sebuah kehidupan
yang indah di depan matanya. Ia masih bisa merasakan bagaimana bahagianya
bermain-main bersama kakaknya di sana. Tanaman-tanaman yang terawat dengan
baik, pohon-pohon yang cukup rindang di siang hari dan canda tawa yang
tertinggal di sana, tak bisa ia bawa pergi bersamanya. Ia tak tahu, apakah
nanti ia akan mendapatkan kebahagiaan yang sama atau tidak di tempat lain yang
sudah menunggunya.
Elang yang
sudah duduk manis di dalam mobilnya tampak menunduk menatap adiknya yang masih
belum rela meninggalkan semuanya. Kasihan, ia pasti sudah sangat nyaman hidup
di rumah itu. Dia juga mempunyai banyak teman baik di sekolah, keputusan
tiba-tiba yang diumumkan Ayah kemarin pasti sangat mengguncang hatinya. Tapi,
ia tak tahu bagaimana caranya mengembalikan semua yang sudah terlanjur terjadi.
“Cakka,
ayo cepat naik!”
Suara Ayah
tiba-tiba membuyarkan lamunannya. Dengan berat hati ia langsung naik ke dalam
mobil dan duduk di sebelah kakaknya. Waktu itu, mereka masih berumur dua belas
dan enam belas tahun. Dan sebagai
anak kelas 6 SD, ia cukup sedih meninggalkan tempat bermainnya itu. Yang ada di
pikirannya sekarang adalah akan main dimana dia jika di tempat itu tak ada
halaman yang begitu luas seperti rumahnya.
“Kka...”
panggil Elang di tengah perjalanan mereka.
Cakka
menolehkan kepalanya ke arah kakaknya. Didapatinya Elang sedang menatapnya dengan
wajah yang khawatir. Ia langsung bertanya pelan begitu Cakka menoleh. “Kamu
tidak apa-apa, kan?”
Cakka
tersenyum mendengar ucapannya. “Nanti mungkin Cakka sudah tidak bermain di
halaman rumah kita yang asri lagi, Mas. Rumah kita yang baru, entah ada halaman
rumah yang sama atau tidak. Belum lagi, sekolah baru kita. Apa teman-temannya
baik?”
Elang
menggeser tempat duduknya, mendekat untuk menggapai puncak kepala adiknya.
Seperti kebiasaannya saat menghibur Cakka, ia mengelus rambut Cakka dengan
sayang. “Kamu jangan khawatir, semuanya akan tetap baik-baik saja. Kita bisa
bermain di halaman rumah kita yang baru. Teman-temanmu juga pasti baik. Aku
justru lebih khawatir kalau ada temanmu yang seperti Mario dan Elle.”
Cakka
tertawa kecil mendengar Elang menyebut dua teman sekelasnya yang sering
mengganggunya. “Aku tidak akan khawatir soal itu, kan ada kamu yang akan
melindungiku, Mas.”
Elang ikut
tertawa kecil, kemudian mengacak-acak rambut Cakka dengan kasih sayang. Mereka
berdua tertawa bersama selama perjalanan ke rumah baru. Kegelisahan adiknya
hilang dalam sekejap. Sampai akhirnya, mereka tiba di sebuah rumah besar yang
bercat biru. Di depan rumah itu juga terdapat halaman kecil, namun tidak cukup
untuk bermain petak umpet seperti halaman yang dulu. Mungkin hanya cukup untuk
memarkirkan mobil Ayah.
Cakka dan
Elang turun dan langsung masuk ke dalam rumah baru mereka ketika Ayah dan Bunda
sudah membuka pintu rumah itu. Hari itu benar-benar merupakan hari persiapan
untuk memulai hidup baru dengan pekerjaan Ayah yang baru. Kata Ayah, Cakka dan
Elang akan segera sekolah lusa karena hari ini adalah hari Sabtu. Makanya, hari
Sabtu dan Minggu ini Ayah dan Bunda pakai untuk membenahi rumah dan segala
macam hal yang harus mereka urus. Sementara Cakka dan Elang hanya tidur-tiduran
di kamar baru mereka, mempersiapkan diri untuk memasuki sekolah baru.
Hari
pertama sekolah Cakka dan Elang tak begitu buruk. Sekolah mereka adalah sekolah
umum, terdapat kelas TK sampai SMA di dalamnya. Cakka yang baru saja masuk ke
kelas 1 SMP dan Elang di 1 SMA cukup senang saat melihat teman-teman sekelas
mereka yang baru menerima mereka dengan baik. Bahkan mereka dapat dengan cepat
mendapatkan teman yang bersedia menemani mereka selama sekolah di sana. Begitu
mereka pulang dari sekolah, mereka langsung merebahkan diri bersama di tempat
tidur sambil tersenyum.
“Ternyata
sekolah baru kita berbeda jauh dengan sekolah baru yang kubayangkan. Kamu tahu,
Mas? Begitu aku memperkenalkan diri, teman-teman sekelasku tersenyum dan
mengajakku berteman. Mereka banyak membantuku saat jam pelajaran, bahkan ada
yang mengajakku untuk makan bersama di kantin saat jam istirahat.” kata Cakka
sambil menoleh ke arah kakaknya. “Dan bagian terbaiknya adalah mereka juga suka
bermusik!”
“Aku lega
mendengarnya, Kka.” jawab Elang sambil tersenyum. “Akupun senang mendapatkan
teman-teman yang sangat baik di kelasku. Mereka selalu memiliki cara untuk
membuat kelas ramai. Dan tiga puluh anak yang ada di dalamnya, selalu dianggap
saudara. Mereka akan membantu kapan saja aku butuh bantuan.”
Cakka
tersenyum mendengarnya. Kemudian, keduanya menatap langit-langit kamar sambil
membayangkan kejadian-kejadian menyenangkan di sekolah baru mereka tadi.
“Mungkin lingkungan baru kita tidak akan seburuk yang aku pikirkan, Mas.”
Elang menghela
napasnya, kemudian kembali tersenyum tipis. “Aku lega kamu sudah menerimanya,
Kka. Biarkan lingkungan rumah lama kita menjadi kenangan terindah dalam
hidupmu. Kamu bisa memulai kehidupan yang lebih bahagia di sini. Dimana kita
berada sekarang. Dan ingat, kamu masih punya aku saat kamu diganggu oleh
teman-temanmu.”
Cakka
tertawa lepas mendengarnya, kemudian mengangguk mengerti. Ia jelas tahu tentang
hal itu. Kini ia sudah tak kesulitan untuk tersenyum.
THE END...
Silahkan komentar di bawah,
Nantikan Serial Chase & Ellose selanjutnya ya! :)
dItunggu serial selanjutnya ;)
BalasHapusWih Ditunggu Nih Cerita Menarik Lainnya :D
BalasHapusCeritanya Bagus :D
BalasHapusUdah pindah rumah aja nih wkkwkw
BalasHapusiya, kan yang di post cuma sebagian :p
Hapuspindah rumah hehe :v
BalasHapusentar rumah kebakaran :v
kidding mba :D
di tunggu serial selanjutnya :D
ane tunggu cerita yang lainya ya... :D
BalasHapuswah ceritanya seru bang
BalasHapus